Selasa, 05 Mei 2015

Dari Mana Air Berasal ?


Dari Mana Air Berasal ?

       Air telah lama kita ketahui bahwa merupakan sebuah zat cair yang tidak berasa, tidak berbau serta tidak berwarna. Dan hanya bisa ditemukan di Planet Bumi hingga saat ini. Air berdasarkan reaksi kimia merupakan campuran dari Hidrogen dan Oksigen yang kemudian disebut sebagai H2O.


            Menurut Ratna dan Eko dalam bukunya, Air adalah Zat cair yang ada di permukaan bumi sebagai bagian terbesar dari lapisan hidrosfer bumi. Air dapat digunakan untuk keperluan minum, irigasi, mecuci, memasak, dan juga keperluan lainnya.      
            Menurut para ilmuwan Air hadir di Bumi berasal dari hasil ledakan Big Bang 14 miliar tahun lalu yang kemudian melahirkan Bumi dengan proses rumit yang pada kenyataannya saat ini masih jadi perdebatan.
            Hanya seper dari seper detik setelah ledakan Big Bang, ledakan tersebut  menghasilkan energi yang tinggi yang kemudian berubah menjadi panas dan berbagai jenis partikel. Selama tiga menit berikutnya konstituen primordial saling bertemu berdesakan dan bergesekan sehingga lama kelamaan bergabung menghasilkan inti atom utama. Kosmologi yang menakjubkan merupakan satu diantaranya yang berlimpah inti atom hidrogen, sedikit helium serta sejumlah lithium.



            Dari situlah Hidrogen dihasilkan, namun bagaimana dengan pembentuk air selanjutnya yaitu oksigen? Ilmuwan memperkirakan bahwa unsur oksigen dihasilkan dari dua perkiraan yaitu komet dan asteroid.
            Sebelumnya ilmuwan memperkirakan bahwa oksigen dihasilkan dari bintang-bintang yang lahir setelah 1 miliar tahun Big Bang. Bintang memiliki inti nuklir yang didalamnya mengandung elemen kompleks seperti karbon, nitrogen dan oksigen. Ketika terjadi ledakan bintang yang disebut Supernova maka opksigen akan tersebar ke seluruh angkasa, termasuk planet seperti bumi yang kemudian hidrogen bercampur dengan oksigen menghasilkan H2O.
            Namun belum cukup sampai sana, penjelasannya masih berlanjut dan belum diterima sepenuhnya. Molekul air yang terbentuk tersebut bergabung ke matahari dan planet-planet yang dimulai sekitar 9 miliar tahun setelah Big Bang. Namun sejaran awal Bumi tidak ada atmosfer yang melingkupi Bumi, sehingga air permukaan akan menguap dan melayang kembali ke ruang angkasa. Tampaknya air yang berada di bumi saat ini diterima lama setelah bumi terbentuk.
            Berdasarkan artikel dari National Geographic menyatakan bahwa, penelitian yang dipimpin oleh Adam Sarafian dari Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) di Woods Hole, Massachusetts, menemukan bahwa laut kita mungkin telah ada lebih awal di planet Bumi daripada yang diperkirakan sebelumnya.
            Teka teki tersebut masih berlanjut, sehingga para ilmuwan menduga bahwa Bumi lahir dengan keadaan kering karena dampak energi tinggi membuat permukaan cair, kemudian air dihasilkan dari tabrakan antara bumi dengan komet dan asteroid basah.
            Komet dan Asteroid memiliki perbedaan besar, dimana komet memiliki konsentrasi yang lebih besar pada bahan-bahan untuk menguap jika dipanaskan seperti yang terlihat pada ekor komet. Jika komet bertabrakan dengan bumi, ilmuwan memperkirakan bahwa tabrakan tersebut akan menghasilkan air senilai lautan air di bumi.
            Kendati demikian, ilmuwan terus melakukan kembali penelitian bertahun-tahun agar menghasilkan perkiraan yang lebih tepat. Informasi terbaru ilmuwan menyatakan bahwa rasio hidrogen dari Asteroid lebih cocok dengan yang ditemukan di Bumi, meskipun dengan data yang masih terbatas. Peneliti meneliti dua jenis meteorit sebagai perbandingan diantaranya meteorit Carbonaceous Chondrite yang diperkirakan sebagai meteorit tertua. Meteroit tersebut terbentuk sekitar waktu yang sama seperti matahari. 


            Kemudian mereka meneliti meteorit yang disebut Asteroid Vesta besar, yang terbentuk di kawasan yang sama dengan Bumi, sekitar 14 juta tahun setelah kelahiran tata surya. “Ini meteorit primitif yang menyerupai komposisi tata surya massal,” kata Sune Nielsen dari WHOI, yang juga rekan sepenilitian dengan Adam Sarafin. “Mereka memiliki cukup banyak air di dalamnya, dan telah terpikirkan sebelumnya sebagai calon asal air bumi.”
            Asteroid Vesta merupakan asteroid terbesar kedua yang pernah diketahui. Vesta mengelilingi Matahari antara orbit Mars dan Jupiter di sabuk asteroid utama.


Sumber :
Rima Melati, Ratna & Sujatmiko, Eko. Kamus Geografi. Surakarta:Aksarra Sinergi Media, 2012.  
http://www.kaskus.co.id/thread/5544db401ee5dfb93a8b4570/darimana-air-di-bumi-berasal-dan-mungkinkah-air-habis/