Dari Mana Air
Berasal ?
Air telah lama kita ketahui bahwa merupakan sebuah zat cair yang
tidak berasa, tidak berbau serta tidak berwarna. Dan hanya bisa ditemukan
di Planet
Bumi hingga saat ini.
Air berdasarkan reaksi kimia merupakan campuran dari Hidrogen dan Oksigen yang
kemudian disebut sebagai H2O.
Menurut
Ratna dan Eko dalam bukunya, Air adalah Zat cair yang ada di permukaan bumi
sebagai bagian terbesar dari lapisan hidrosfer bumi. Air dapat digunakan untuk
keperluan minum, irigasi, mecuci, memasak, dan juga keperluan lainnya.
Menurut
para ilmuwan Air hadir
di Bumi berasal dari hasil ledakan Big
Bang 14 miliar tahun lalu yang kemudian melahirkan Bumi dengan proses rumit
yang pada kenyataannya saat ini masih jadi perdebatan.
Hanya seper dari seper detik
setelah ledakan Big Bang, ledakan tersebut menghasilkan energi yang tinggi yang kemudian berubah menjadi panas dan berbagai jenis partikel. Selama tiga menit
berikutnya konstituen primordial saling bertemu berdesakan dan bergesekan
sehingga lama kelamaan bergabung menghasilkan inti atom utama. Kosmologi yang
menakjubkan merupakan satu diantaranya yang berlimpah inti atom hidrogen,
sedikit helium serta sejumlah lithium.
Dari
situlah Hidrogen dihasilkan, namun bagaimana dengan pembentuk
air selanjutnya yaitu oksigen? Ilmuwan memperkirakan bahwa unsur oksigen
dihasilkan dari dua perkiraan yaitu komet dan asteroid.
Sebelumnya ilmuwan memperkirakan
bahwa oksigen dihasilkan dari bintang-bintang yang lahir setelah 1 miliar tahun
Big Bang. Bintang memiliki inti nuklir yang didalamnya mengandung elemen
kompleks seperti karbon, nitrogen dan oksigen. Ketika terjadi ledakan bintang
yang disebut Supernova maka opksigen akan tersebar ke seluruh angkasa, termasuk
planet seperti bumi yang kemudian hidrogen bercampur dengan oksigen menghasilkan
H2O.
Namun belum cukup sampai sana,
penjelasannya masih berlanjut dan belum diterima sepenuhnya. Molekul air yang
terbentuk tersebut bergabung ke matahari dan planet-planet yang dimulai sekitar
9 miliar tahun setelah Big Bang. Namun sejaran awal Bumi tidak ada atmosfer
yang melingkupi Bumi, sehingga air permukaan akan menguap dan melayang kembali
ke ruang angkasa. Tampaknya air yang berada di bumi saat ini diterima lama
setelah bumi terbentuk.
Berdasarkan artikel dari National
Geographic menyatakan bahwa, penelitian yang dipimpin oleh Adam Sarafian dari
Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) di Woods Hole, Massachusetts,
menemukan bahwa laut kita mungkin telah ada lebih awal di planet Bumi daripada
yang diperkirakan sebelumnya.
Teka teki tersebut masih berlanjut,
sehingga para ilmuwan menduga bahwa Bumi lahir dengan keadaan kering karena
dampak energi tinggi membuat permukaan cair, kemudian air dihasilkan dari
tabrakan antara bumi dengan komet dan asteroid basah.
Komet dan Asteroid memiliki
perbedaan besar, dimana komet memiliki konsentrasi yang lebih besar pada
bahan-bahan untuk menguap jika dipanaskan seperti yang terlihat pada ekor
komet. Jika komet bertabrakan dengan bumi, ilmuwan memperkirakan bahwa tabrakan
tersebut akan menghasilkan air senilai lautan air di bumi.
Kendati demikian, ilmuwan terus
melakukan kembali penelitian bertahun-tahun agar menghasilkan perkiraan yang
lebih tepat. Informasi terbaru ilmuwan menyatakan bahwa rasio hidrogen dari
Asteroid lebih cocok dengan yang ditemukan di Bumi, meskipun dengan data yang
masih terbatas. Peneliti meneliti dua jenis
meteorit sebagai perbandingan diantaranya meteorit Carbonaceous Chondrite yang
diperkirakan sebagai meteorit tertua. Meteroit tersebut terbentuk sekitar waktu
yang sama seperti matahari.
Kemudian mereka meneliti meteorit
yang disebut Asteroid Vesta besar, yang terbentuk di kawasan yang sama dengan
Bumi, sekitar 14 juta tahun setelah kelahiran tata surya. “Ini meteorit
primitif yang menyerupai komposisi tata surya massal,” kata Sune Nielsen dari
WHOI, yang juga rekan sepenilitian dengan Adam Sarafin. “Mereka memiliki cukup banyak
air di dalamnya, dan telah terpikirkan sebelumnya sebagai calon asal air bumi.”
Asteroid Vesta merupakan asteroid
terbesar kedua yang pernah diketahui. Vesta mengelilingi Matahari antara orbit
Mars dan Jupiter di sabuk asteroid utama.
Sumber :
Rima Melati, Ratna & Sujatmiko, Eko. Kamus Geografi. Surakarta:Aksarra Sinergi Media, 2012.
http://www.kaskus.co.id/thread/5544db401ee5dfb93a8b4570/darimana-air-di-bumi-berasal-dan-mungkinkah-air-habis/
Peneliti Eropa lain juga menyatakan dugaan semula bahwa di bumi air berasal dari komet terbukti salah. Air dari komet umurnya jauh lebih tua dan lebih berat ketimbang air yang eksis saat ini.
BalasHapus