Sabtu, 14 November 2015

Lima Ilmuwan Islam yang Berpengaruh dalam Perkembangan Ilmu Geografi (Part 2)




3. Ibnu Batuta
          Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim at-Tanji atau Muhammad Ibnu Batutah lahir di Tangier Maroko pada tahun 1304 adalah seorang pelopor penjelajah terbesar di dunia pada abad ke-14 yang telah melakukan perjalanan sejauh 75 ribu mil melalui daratan maupun lautan. Ibnu Batutah memulai perjalannya melalui jalur darat dan laut dari Mekkah menuju ke negara-negara sekitar yang melalui 120.000 km, menyinggahi 44 negara selama kurang lebih 30 tahun. Dalam Buku berjudul “Tuhfah an-Nazzar fi Gara`ib al-Amsar wa `afa`ib al-Asfar” yang di susun atas inisiatif sultan Abu Iyan berdasarkan pengalaman Ibn Batutah selama dalam masa pengembaraan.
Gambar 7. Ilustrasi rupa dari Ibnu Batutah
          Dalam bukunya beliau menunjukkan peristiwa atau hal-hal berkaitan dengan sejarah, budaya, dan kehidupan masyarakat sosial negara yang pernah di singgahi. Bahkan buku ini merupakan satu-satunya catatan perjalanan terlengkap yang berasal dari abad ke 14 yang sudah di terjemahkan ke dalam beberapa bahasa dan menjadi rujukan para ahli sejarah Barat.
          Ibnu Batutah terkenal sebagai seorang pelaut yang besar jasanya dalam menguraikan keadaan dunia pada masa 1304 – 1348. Daerah yang pernah dijelajahinya (selain negara arab sendiri), yaitu Turki, Bulgaria, Rusia Selatan, Persia, Asia Tengah, China, Afrika Utara, Spanyol, dan Afrika Barat.
          Usia 20 tahun beliau memulai perjalannya setelah menunaikan ibadah haji dimulai dari perjalanan darat yang kebanyakan dilakukan dengan berjalan kaki menyeberangi Tunisia menuju negeri seribu menara Alexandria Mesir yang menurutnya Alexandria adalah pusat perdagangan dan memiliki angkatan laut terkuat di laut Mediterania.
Gambar 8. Peta perjalan keliling Dunia Ibnu Batutah

          Kembali ke Mekah mulai dari melintasi gurun pasir arab menuju iran, kemudian dilanjutkan menuju Mosul di India dan berlayar menuju Aden Yaman dan Somalia pantai timur Afrika. Dilanjutkan menyusuri Nubia, Nil Hulu, Kairo, Latakia pesisir Syria dan belayar ke Alaya di pantai selatan di Asia Kecil. pada tahun 1333 M, Ibnu Batutah melanjutkan pengembaraan melalui jalur darat melewati dataran Rusia hingga sampai ke istana Sultan Muhammad Uzbeg Khan di tepi Sungai Volga Astrakhan Rusia. Sempat juga Ibn Batutah mengunjungi Kaisar Audronicas di Byzantium. Beliau sempat diserang dan di tawan gerombolan penyamun di Camboy India. Namun, Berkat permohonan seseorang beliau selamat dan dilepaskan.
Gambar 9. Ilustrasi Ibnu Batutah saat berada di Mesir buatan Leon Benett
          Pengembaraan Ibn Batutah juga sampai ke wilayah Samudera Pasai (Aceh) yang beliau sebut sebagai Negeri nan hijau dan subur yang memiliki keindahan alam yang luar biasa. Sedangkan Dalam kunjungannya ke China tercatat kekaguman Ibnu Batutah terhadap kekuatan armada besar yang dibangun mereka. Ibnu Batutah meninggal di usia 65 tahun di negara kelahirannya Maroko pada tahun 1369.
         
4. Ibnu Khaldun
          Ibnu Khaldun atau Abū Zayd ‘Abd ar-Ramān ibn Muammad ibn Khaldūn al-aramī lahir di Tunis, Tunisia pada tahun 1332. Beliau adalah seorang sejarawan muslim yang disebut bapak ilmu Historioggrafi, sosiologi dan demografi. Karya bukunya yang berjudul “Muqaddimah” sangat penting untuk menganalisa pertumbuhan dan penurunan kekaisaran Turki Ottoman. Bangsa Eropa juga mengakui pentingnya buku tersebut dan menganggap Ibnu Khaldun sebagai salah satu filsuf terbesar di Abad Pertengahan.
Gambar 10. Patung Ibnu Khaldun yang berada di kota Tunis Tunisia
          Ibnu Khaldun menulis buku Geografi kesejarahan (historical geography) yang menguraikan pengaruhg lingkungan alam terhadap masyarakat di berbagai wilayah. Ibnu Khaldun juga menjelaskan masalah irigasi, kehidupan bangsa pengembara, dan perdagangan di wilayah gurun.
Gambar 11. Ilustrasi Ibnu Khaldun di cover buku Toto Suharto dengan pengantar Prof. Azyumardi Azra
          Dalam hidupnya Ibnu Khaldun dihantui oleh pergejolakan politik yang terjadi di Afrika Utara. Beliau adalah seorang petualang yang selalu berpindah bahkan membuat kisah di tempat yang telah dikunjunginya seperti Afrika Bagian Utara, dan Spanyol. Ibnu Khaldun menemukan petualangan terakhirnya di Mesir dimana saat itu mengalami kemakmuran ekonomi dab budaya di bawah Malmuk Mesir. Beliau tetap masuk dalam dunia politik dimana diminta oleh Sultan Faraj untuk ekspedisi ke Damaskus. Akhirnya beliau meninggal pada tahun 1406 di Kairo Mesir dalam usia 74 tahun dan dimakamkan di Pemakaman Sufi Kairo.
Gambar 12. Ilustrasi Ibnu Khaldun di mata uang Tunisia

5. Sulaeman Al Mahri
           Sulaiman Al Mahri bin Ahmad bin Sulaiman lahir di Shihr Yaman pada tahun 1480 dan wafat pada tahun 1550 merupakan seorang Navigator abad ke-16 dari bangsa Arab. Di dijuluki “Al-Mahri” karena berasal dari suku Mahara. Al-Mahri hidup pada pemerintahan Turki Ottoman.
           Sulaeman Al-Mahri mampu membukukan kunjungannya ke berbagai negeri di seberang lautan, termasuk Samudera Hindia dan Kepulauan Melayu (Indonesia). Beliau mulai membukukan perjalanannya diawali dengan melintasi Samudera Hindia sampai Kepulauan Asia Tenggara yang mana dimaksud adalah Indonesia. Dia mampu menyempurnakan ilmu perbintangan dari Ibnu Majids’s untuk navigasi. Pada abad ini Hasil kombinasi dari ilmuwan islam tersebut seringkali digunakan dalam Navigasi orang-orang Arab untuk berlayar.
          The 15th-century Arabic book Kitab al-Fawa'id fi wal al-ilmi al bahri wa'l qawa'id merupakan karya kompilasi dari Ibnu Majids dan muridnya Sulaeman Al-Mahri. Dalam jurnalnya tercatat Al-Mahri sampai pada Teluk Siam dan Selat Malaka yang mana menjadi tujuan para bangsa Arab berlayar sejak abad ke-15. Singapore, Jawa, China, Burma atau Myanmar, Kepulauan Andaman juga disebutkan dalam bukunya lengkap dengan navigasinya.
          Batas dalam Navigasi bangsa Arab sampai pada daratan sebelah timur yaitu China yang saat itu sudah menjadi kerajaan berdaulat. Diketahui bahwa sebelah selatan dan timur pulau Jawa masih bisa diketemukan pulau-pulau lainnya termasuk kepulauan Banda. Yang terakhir adalah Kepulauan Maluku yang diketahui sebagai harta karun asal rempah-rempah  kualitas tinggi. Karya dari Al-Mahri ini sangat membantu pelayaran bangsa Arab dan juga Bangsa Portugis dalam melewati laut Andaman.

Referensi :
http://Wikipedia.com
http://infobackpacker.com/ibn-batutah-sang-penjelajah-dari-timur.htm


SEBELUMNYA [Lima Ilmuwan Islam yang Berpengaruh dalam Perkembangan Ilmu Geografi (Part 1)]

Lima Ilmuwan Islam yang Berpengaruh dalam Perkembangan Ilmu Geografi (Part 1)



         

          Banyak pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh di dunia yang menjadi inspiratif terhadap perkembangan ilmu-ilmu yang akan muncul kemudian. Perkembangan peradaban Islam yang sangat maju saat itu berbanding lurus bagi ilmu pengetahuan khususnya untuk kawasan timur tengah dan sekitarnya. Akibatnya secara alami banyak memunculkan ilmuwan-ilmuwan yang terkemuka di dunia. Bahkan hasil temuan-temuan dari ilmuwan muslim ini mampu memberikan kontribusi sangat luar biasa terhadap perkembangan ilmu pada kemudian hari. Hasil temuan dari ilmuwan muslim ini akan disempurnakan oleh ilmuwan-ilmuwan dari barat seperti yang kita kenal saat ini.
          Ilmuwan-ilmuwan ini tidak hanya ahli dalam satu bidang saja tapi mampu menghasilkan karya-karya dari berbagai bidang ilmu lainnya. Dalam Blog ini akan menjelasakan secara singkat lima ilmuwan muslim yang sangat berpengaruh dalam perkembangan Ilmu Geografi kedepannya. Sebenarnya sangat banyak tokoh-tokoh muslim yang mempunyai jasa terhadap perkembangan Ilmu Geografi tapi saya akan mempersempit tokoh-tokoh tersebut menjadi hanya lima saja. Berikut Lima Ilmuwan atau tokoh Muslim yang berpengaruh dalam Perkembangan Ilmu Geografi Dunia :

1. Al-Kindi
          Al-Kindi atau Abu Yusuf Ya’qub Ibn ‘Ishaq as-Sabbah al-Kindi merupakan filsuf pertama yang muncul dari kalangan muslim. Beliau dikenal sebagai “Bapak filsafat dari Islam atau Arab” yang juga merupakan seorag ahli mateatika dan astronomi. Banyak karya dalam berbagai disiplin imu dari meatfisika, etika, logika dan psikologi, ghingga ilmu pengobatan, farmakologi, matematika, astrologi dan optic, juga meliputi topic praktis seperti parfum, pedang, zoology, kaca, meteorology dan gempa bumi.
          Al-Kindi lahir di 801 M di Basra, Irak. Dia berasal dari Suku Kinda. Ayahnya adalah seorang gubernur sehingga memudahkan bagi Al-Kindi untuk kebutuhan-kebutuhan untuk mendalami ilmunya. Saat tumbuh dewasa, ia pergi ke Baghdad untuk melanjutkan studinya.
Gambar 1. Ilustrasi dari cover buku Tony Abboud
          Diketahui ada delapan karya buku yang ia tulis tentang masalah astronomi. Tapi sayang ada kemungkinan buku karya lainnya yang berhubungan dengan astronomi telah hilang. Karya-karyanya ini berisikan tentang pergerakan planet-planet, cahaya bintang, pergerakan revolusi, dan spiritual planet.
          Bedasarkan karya-karya yang ada, Al-Kindi adalah pengikut dari paham Ptolemy. Berarti ia melihat tata sugrya dari sudut pandang bahwa bumi itu berada di pusat berbagai planet dan bintang. Ia mengatakan bahwa Pergerakan planet-planet ini karena adanya kehendak dari Allah SWT. Al-Kindi membuktikan secara empiris bahwa musim yang berbeda dari hasil pengaturan dan pergerakan planet dan bintang (terutama matahari). Al-Kindi juga menyelidiki bagaimana benda langit berkontribusi terhadap ciri elemen (tanah, angin, api, dan udara) dari bumi.
Gambar 2. Ilustrasi rupa Al-Kindi saat menulis
          Beberapa beberapa contoh karya-karya dalam bidang Astronomi yang dibuat oleh Al-Kindi :

  • Menulis buku yang di dalamnya memberikan keterangan tentang bagian bumi yang berpenghuni. Selain itu, menjelaskan tentang keadaan alam dan bentuk permukaan bumi dari berbagai negeri yang biasa dikunjungi oleh saudagar Islam. 
  • The Book of the Judgement of the Stars. 
  • On the Stellar Rays 
  • Beberapa surat cuaca dan meteorology, De Mutatione Temporum “On the Changing of the Weather”.
          Al-Kindi meninggal di Baghdad, Irak, pada tahun 873 M. Ia berusia 72 tahun pada saat kematiannya. Dia meninggalkan dunia dengan warisan atau bekerja dan contributins karena ia adalah seorang tokoh besar yang membantu menyebarkan filsafat Yunani dan teori-teori astronomi di seluruh dunia Islam dan seterusnya.

2. Muhammad Al-Idrisi
          Muhammad Al-Idrisi Al-Qurtubi Al-Hasani Al-Sabti merupakan seorang muslim sekaligus pakar Geogragfi, Kartograper dan  penngembara yang tingggal di Palermo, Sicilia dalam istana raja Roger II kerajaan Sicily Italia Selatan. Muhammad Al-Idrisi lahir di Ceuta Maroko-Andalus pada tahun 1100 dan meninggal pada tahun 1165. Dikutip dari Wikipedia bahwa Al-Idrisi merupakan keturunan Hasan bin Ali sekaligus cucu dari Nabi Muhammad SAW.
Gambar 3. Patung Muhammad Al-Idrisi di Ceuta (sekarang wilayah Spanyol)
          Tabula Rogeriana merupakan nama peta dunia kuno paling modern yang pertama kali di gambar oleh Al-Idrisi untuk Raja Roger II di Sicilia pada tahun 1154. Peta ini selesai setelah beliau tinggal di istana selama belasan tahun dan dikerjakan dari hasil komentar-komentar para pengembara lainnya. Peta kuno ini ditulis dalam bahasa Arab dan telah menggambarkan benua Eurasia secara keseluruhan termasuk Afrika bagian utara walaupun tidak membentuk rincian Asia Tenggara dan Benua Afrika.
Gambar 4. Tabula Rogeriana buatan Al-Idrisi

          Buku yang berjudul nuzhat al-mushtaq fi'khtiraq al-'afaq di buat oleh Al-Idrisi berisikan tentang informasi geografis yang sangat berguna dalam mengarungi lautan luas. Bukunya memuat tentang penjelasan dunia, menyempurnakan pembagian lima daerah iklim bumi menurut konsep Yunani kuno, membuat model bola langit, dan sebuah model dunia. Diketahui ada sembilan manuscripts dan tujuh diantaranya berupa peta. Al-Idrisi menjadi inspirasi kepada ilmuwan pakar geografi lainnya seperti Ibnu Batutah, Ibnu Khaldun, dan Piri Reis.
Gambar 5. Peta Samudera Hindia buatan Al-Idris pada abad ke-12
          Buku Nuzhat al-Mushtaq ini sering dipakai oleh pra-Columbus untuk mengarungi Lautan kabut Samudera Atlantik. Abdullah bin Umar atau Raqsh Al-Auzz telah mencoba untuk mengarungi Samudera ini walaupun gagal. Ada seorang Mugharrarin atau sang petualang yang menceritakan bahwa ia telah berhasil menembus Samudera Atlantik dan berhasil mendarat dalam suatu pulau disana. Sang Mugharrrin mendarat di sebuah pulau yang mana desa tersebut mampu berbasa Arab (diperkirakan karena sudah adanya pengaruh dari Maroko dan Andalusia).
Gambar 6. Catatan Al-Idrisi yang menjelasakan negeri di utara yaitu Finlandia
          Al-Idrisi mencatat bahwa ada delapan Mugharrarin yang berlayar dari Lisbon telah mampu berhasil menembus lautan kabut Atlantik. Informasi-informasi tentang Samuder Atlantik ini digunakan kedepannya untuk menggarungi Atlantik dengan pasti oleh Columbus maupun Vasco da Gama yang mengarungi Tanjung Harapan.

SELANJUTNYA [Lima Ilmuwan Islam yang Berpengaruh dalam Perkembangan Ilmu Geografi (Part 2)]