Lima Alat
Pengukur Cuaca
1. Pengukuran Curah Hujan
Curah
Hujan dapat diukur menggunakan Ombrometer. Banyaknya hujan yang terjadi pada
suatu tempat dapat diketahui dengan pengukuran curah hujan. Alat pengukuran
curah hujan disebut Penakar Hujan atau Ombrometer. Di seluruh Indonesia
terdapat sekitar 4.000 unit alat penakar hujan. Hasil pengukuran curah hujan
dikirim ke Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) untuk dianalisis lebih
lanjut.
Alat
pengukur hujan biasa berfungsi untuk mengukur jumlah hujan yang jatuh selama 24
jam per hari pada suatu gelas ukur. Di sisi lain, alat pencatat huja pada kertas hujan otomatis mencatat jumlah
curah hujan pada kertas pencatat setiap hari atau setiap minggu.
Jumlah
curah hujan tidak merata di seluruh Indonesia. curah hujan di Nusa Tenggara
Timur lebih sedikit daripada curah hujan di Pulau Jawa. Curah hujan paling
banyak terjadi selama bertiup angin musim barat.
Cara
mengukur curah hujan dalam hitungan hari, bulan dan tahun adalah sebagai
berikut.
a.
Curah hujan dalam sehari dihitung dari
banyaknya air hujan yang tertampung di gelas ukur (mm).
b.
Curah hujan dalam sebulan dihitung
dengan menjumlah curah hujan tiap hari selama sebulan.
c.
Curah dalam setahun dihitung dengan
cara menjumlahkan curah hujan tiap-tiap bulan dalam setahun.
2. Pengukuran Kelembaban Udara
Kelembaban
udara berkaitan dengan kandungan air dalam udara. Semakin banyak kandungan air
di udara maka udara tersebut semakin lembab. Semakin banyak matahari menyinari,
maka penguapan akan semakin tinggi. Kelembaban udara dapat diukur menggunakan
hygrometer. Higrometer yang dapat mengukur kelembaban udara secara
terus-menerus dan tercatat disebut higrograf.
Kelembaban
udara dibedakan atas dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Kelembaban Absolut, yaitu banyaknya uap air
yang terdapat pada udara di suatu tempat. Kelembaban absolut dinyatakan dengan
banyaknya gram uap air dalam 1 m3 udara.
b.
Kelembaban Relatif, yaitu perbandingan
jumlah uap air dalam udara (kelembaban absolut) dengan jumlah uap air maksimum
dalam udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).
3. Penentuan Arah angin dan Pengukuran Kecepatan Angin
Angin dapat
ditentukan arahnya menggunakan bendera angin dan kantong angin sedangkan
kecepatan angin diukur dengan menggunakan anemometer. Arah angin menunjukkan
arah datangnya angin bukan kemana angin bergerak. Arah angin dipengaruhi oleh
rotasi bumi. Oleh karena bumi berbentuk bulat, maka terjadi pembelokan arah
angin. Di daerah khatulistiwa pembelokannya sama dengan 0 derajat. Semakin ke utara
atau ke selatan pembelokannya semakin besar.
Untuk pempermudah
pemberian informasi, kecepatan angin diukur dengan menggunakan Skala Beaufort.
Untuk lebih jelasnya, pengukuran kecepatan angin menurut Skala Beaufort dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel
1. Contoh Skala Beaufort dari 0 sampai 29 km/jam.
No.
|
Kecepatan Angin (km/jam)
|
Macam Angin
|
Indikasi di Darat
|
1
|
0 - 1.5
|
Tenang
|
Atap naik lurus
|
2
|
1.6 - 5
|
Udara Cerah
|
Asap mengapung
|
3
|
6.0 - 11
|
Bertiup Ringan
|
daun-daun bergoyang
|
4
|
11.0 - 19
|
Bertiup pelan
|
daun-daun bergoyang
|
5
|
20 - 29
|
Bertiup agak kencang
|
Cabang-cabang kecil bergerak, debu dan
kertas bertebangan
|
4. Pengukuran Tekanan Udara
Tekanan Udara dapat
diukur dengan menggunakan Barometer. Barometer otomatis yang dapat mencatat
sendiri disebut barograph. Besarnya tekanan udara di permukaan bumi adalah 76
cm/Hg atau 760 mmHg atau 1 Atmosfer. Satuan yang digunakan untuk mengukur
tekanan udara dalam meteorology yaitu milibar (mb) dengan konvensi: 1 atm =
1.013 mb.
Orang pertama yang mengukur
tekanan udara ialah Torri Celli (1643). Garis pada peta yang menghubungkan
tempat-tempat dengan tekanan udara yang sama disebut isobar. Daerah yang banyak
menerima panas matahari udaranya akan mengembang dan naik. Oleh karena itu,
daerah tersebut bertekanan udara rendah. Di tempat lain terdapat tekanan udara
tinggi sehingga terjadilah gerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke
daerah bertekanan udara rendah. Gerakan udara tersebut dinamakan Angin.
5. Pengukuran Temperatur Udara
Temperatur atau
suhu udara dapat diukur dengan menggunakan thermometer. Termometer sederhana
yang dapat digunakan yaitu Termometer dinding dan thermometer maksimum-minimum.
Termometer yang dapat mencatat sendiri secara otomatis disebut termograf.
trima kasih atas ilmunya,klo bisa lebih diperluas lgi penjelasanny
BalasHapusthank you so much kak
BalasHapus