Sabtu, 19 Juli 2014

Lima Alat Pengukur Cuaca



Lima Alat Pengukur Cuaca

1.  Pengukuran Curah Hujan
         Curah Hujan dapat diukur menggunakan Ombrometer. Banyaknya hujan yang terjadi pada suatu tempat dapat diketahui dengan pengukuran curah hujan. Alat pengukuran curah hujan disebut Penakar Hujan atau Ombrometer. Di seluruh Indonesia terdapat sekitar 4.000 unit alat penakar hujan. Hasil pengukuran curah hujan dikirim ke Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) untuk dianalisis lebih lanjut.
         Alat pengukur hujan biasa berfungsi untuk mengukur jumlah hujan yang jatuh selama 24 jam per hari pada suatu gelas ukur. Di sisi lain, alat pencatat huja  pada kertas hujan otomatis mencatat jumlah curah hujan pada kertas pencatat setiap hari atau setiap minggu.
         Jumlah curah hujan tidak merata di seluruh Indonesia. curah hujan di Nusa Tenggara Timur lebih sedikit daripada curah hujan di Pulau Jawa. Curah hujan paling banyak terjadi selama bertiup angin musim barat. 


         Cara mengukur curah hujan dalam hitungan hari, bulan dan tahun adalah sebagai berikut.
a.    Curah hujan dalam sehari dihitung dari banyaknya air hujan yang tertampung di gelas ukur (mm).
b.    Curah hujan dalam sebulan dihitung dengan menjumlah curah hujan tiap hari selama sebulan.
c.    Curah dalam setahun dihitung dengan cara menjumlahkan curah hujan tiap-tiap bulan dalam setahun.

2.  Pengukuran Kelembaban Udara
         Kelembaban udara berkaitan dengan kandungan air dalam udara. Semakin banyak kandungan air di udara maka udara tersebut semakin lembab. Semakin banyak matahari menyinari, maka penguapan akan semakin tinggi. Kelembaban udara dapat diukur menggunakan hygrometer. Higrometer yang dapat mengukur kelembaban udara secara terus-menerus dan tercatat disebut higrograf.

         Kelembaban udara dibedakan atas dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a.   Kelembaban Absolut, yaitu banyaknya uap air yang terdapat pada udara di suatu tempat. Kelembaban absolut dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m3 udara.
b.    Kelembaban Relatif, yaitu perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembaban absolut) dengan jumlah uap air maksimum dalam udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).

3.  Penentuan Arah angin dan Pengukuran Kecepatan Angin
     Angin dapat ditentukan arahnya menggunakan bendera angin dan kantong angin sedangkan kecepatan angin diukur dengan menggunakan anemometer. Arah angin menunjukkan arah datangnya angin bukan kemana angin bergerak. Arah angin dipengaruhi oleh rotasi bumi. Oleh karena bumi berbentuk bulat, maka terjadi pembelokan arah angin. Di daerah khatulistiwa pembelokannya sama dengan 0 derajat. Semakin ke utara atau ke selatan pembelokannya semakin besar.




     Untuk pempermudah pemberian informasi, kecepatan angin diukur dengan menggunakan Skala Beaufort. Untuk lebih jelasnya, pengukuran kecepatan angin menurut Skala Beaufort dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Contoh Skala Beaufort dari 0 sampai 29 km/jam.
No.
Kecepatan Angin (km/jam)
Macam Angin
Indikasi di Darat
1
0 - 1.5
Tenang
Atap naik lurus
2
1.6 - 5
Udara Cerah
Asap mengapung
3
6.0 - 11
Bertiup Ringan
daun-daun bergoyang
4
11.0 - 19
Bertiup pelan
daun-daun bergoyang
5
20 - 29
Bertiup agak kencang
Cabang-cabang kecil bergerak, debu dan kertas bertebangan



4.  Pengukuran Tekanan Udara
     Tekanan Udara dapat diukur dengan menggunakan Barometer. Barometer otomatis yang dapat mencatat sendiri disebut barograph. Besarnya tekanan udara di permukaan bumi adalah 76 cm/Hg atau 760 mmHg atau 1 Atmosfer. Satuan yang digunakan untuk mengukur tekanan udara dalam meteorology yaitu milibar (mb) dengan konvensi: 1 atm = 1.013 mb.

     Orang pertama yang mengukur tekanan udara ialah Torri Celli (1643). Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat dengan tekanan udara yang sama disebut isobar. Daerah yang banyak menerima panas matahari udaranya akan mengembang dan naik. Oleh karena itu, daerah tersebut bertekanan udara rendah. Di tempat lain terdapat tekanan udara tinggi sehingga terjadilah gerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Gerakan udara tersebut dinamakan Angin. 

5.  Pengukuran Temperatur Udara
     Temperatur atau suhu udara dapat diukur dengan menggunakan thermometer. Termometer sederhana yang dapat digunakan yaitu Termometer dinding dan thermometer maksimum-minimum. Termometer yang dapat mencatat sendiri secara otomatis disebut termograf.

            Catatan suhu pada thermometer dapat menunjukkan adanya perubahan suhu udara sepanjang hari. Hasil pengukuran suhu dalam satu hari kemudian dirata-ratakan sehingga akan didapatkan besaran suhu tertentu yang disebut suhu harian. Dari catatan suhu harian selama sebulan, ternyata besar suhu harian tidak sama. Suhu harian selama sebulam dirata-ratakan sehingga diperoleh suhu bulanan. Suhu bulanan pun berbeda-beda dalam setahun. Suhu udara di daratan rendah lebih tinggi daripada di pegunungan. Demikian pula suhu udara di daerah tropis lebih tinggi daripada di daerah lintang sedang dan daerah kutub.

2 komentar: